Kerugian Jika Indonesia Terkena Banned FIFA

Apakah sahabat Bonanza88 masih ingat apabila Enam tahun lalu, tepatnya pada 30 Mei 2015, Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) menjatuhkan sanksi berat bagi Indonesia. Di mana, sanksi yang diberikan induk sepakbola dunia untuk tim garuda secara garis besar tertuang dalam tiga poin.

Melansir Kompas.com, pertama, FIFA mencabut keanggotaan PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia. Kedua, yakni FIFA turut nmelarang tim nasional untuk mengikuti kompetisi internasional di bawah naungan dari FIFA serta AFC. 

Sebelumnya, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membekukan PSSI pada 17 Aprol 2015 karena dinilai tidak mengindahkan imbauan dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) perihal penyelenggaraan Liga Indonesia 2015.

Kala itu, BOPI menginginkan PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin menindak  tegas Arema Cronus dan juga Persebaya Surabaya karena kepemilikan ataupun kepengurusan ganda. 

BOPI menyebut, Arema Cronus serta Persebaya Surabaya tak layak mengikuti Liga Indonesia 2015. Namun, imbauan itu tidak digubris pihak PSSI dan justru tetap menyertakan Arema Cronus serta Persebaya masuk dalam daftar tim peserta Liga Indonesia 2015 kala itu. 

Liga Indonesia 2015 pun kala itu sempat berjalan selama dua pekan sejak dimulai pada 4 April 2020. Akan tetapi ditunda pada tanggal 12 April sehingga pada akhirnya resmi dibubarkan. 

Sehari setelah dibekukan, PSSI pun tetap menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) yang mana menghasilkan La Nyalla Matalitti sebagai ketua umum anyar. 

Di bawah Intervensi dari pemerintah (Kemenpora serta BOPI) inilah yang membuat FIFA geram dan menjatuhkan sanksi untuk Indonesia. Selama PSSI dibekukan maka tidak ada kompetisi resmi berlangsung di Indonesia. 

Saat itu, cuma terdapat Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman dalam rangka mengisi bangku kekosongan kompetisi. Diketahui, dua turnamen tersebut diselenggarakan oleh pihak swasta supaya klub tidak mengalami kerugian. Disisi lain,  roda ekonomi dari sepakbola Tanah Aie bisa terus berjalan. 

Setahun kemudian, tepatnya 10 Mei 2016, Kemenpora mengambil tindakan untuk mencabut surat keputusan (SK) pembekuan PSSI. Keputusan tersebut diikuti FIFA mencabut sanksi dan juga kembali mengakui keanggotaan PSSI seperti semula.

Pencabutan sanksi di acara kongres ke-66 di negara Meksiko dan diumumkan langsung Presiden FIFA, Gianni Infantino, 13 Mei 2016.  

Menariknya, sanksi yang dijatuhi FIFA kepada Indonesia terulang kembali di tahun 2023. Di mana, FIFA secara resmi mencabut status Indonesia sebagai host country atau tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Rabu, 29 Maret 2023. 

Keputusan itu terjadi selepas sebelumnya Presiden FIFA Gianni Infantino bertemu langsung dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar pada beberapa waktu lalu.

Dalam keterangan resmnya, FIFA telah menimbang situasi yang saat ini tengah terjadi di Tanah Air sehingga harus segera dalam mengambil keputusan. Di mana, Sejumlah pihak diketahui menolak keikutsertaan tim nasional Israel di Piala Dunia U-20. 

Mereka menilai ada beragam konflik kepentingan mulai dari partai politik, organisasi islam sampai dengan pemerintah daerah menimbulkan polemik.

Selanjutnya, FIFA pun segera mengumumkan tuan rumah baru yang akan menggantikan Indonesia. terdapat tiga kandidat terkuat, yaitu Argentina, Qatar, dan Peru. Diketahui, Piala Dunia U-20 akan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal awal pada 20 Mei – 11 Juni 2023 mendatang.

Jika menilik sanksi yang diberikan FIFA kepada Indonesia pada 2015 silam ada banyak kerugian berlapis yang harus di terima. Di mana, seluruh klub Indonesia dan tim nasional sangat dilarang mengambil bagian dalam agenda kompetisi di bawah Asia (AFC) dan (FIFA). 

Berikut beberapa kerugian yang diderita Indonesia pada tahun 2015 silam :

1. Piala Dunia Rusia serta Piala Asia Uni Emirat Arab

Indonesia seharusnya berada di Grup F Babak kualifikasi pada putaran kedua, namun sudah dikeluarkan dari kompetisi. Seluruh pertandingan dijadwalkan kala itu termasuk Cina Taipei vs Indonesia pada tanggal 11 Juni dan Indonesia v Irak 16 Juni turut dibatalkan.

2. Kualifikasi AFC U-16 dan AFC U-19

Nama Indonesia dikeluarkan dari daftar peserta kompetisi AFC U-16 dan juga AFC U-19. Absennya Indonesia tersebut memaksa mekanisme undian diperbarukan meski tak mempengaruhi jumlah grup kompetisi itu.

3.  Kejuaraan Futsal AFC 2016 (kualifikasi zona AFF)

Indonesia yang awalnya ditunjuk sebagai tuan rumah kompetisi tersebut, namun pihak otoritas berwenang lantas mencoret nama Indonesia serta memilih Uzbekistan 2016 menjadi negara penyelenggara.

Itulah berbagai kerugian berlapis yang harus diterima oleh Indonesia pada tahun 2015. Lantas pertanyaannya bagaimana nasib dengan sanksi yang akan diterima Indonesia oleh FIFA setelah dicoretnya Indonesia sebagai host country Piala Dunia U-20 2013 ? Simak sampai habis artikel Bonanza8 satu ini ya.